Ahli paleontologi dari University of Chicago, Paul Sereno, mempublikasikan temuan dinosaurus pemakan tumbuhan dengan panjang rahang satu inchi yang berasal dari era awal dinosaurus sekitar 200 juta tahun lalu itu dalam jurnal ZooKeys daring.
Dinosaurus itu disebut termasuk Heterodontosaurus atau "reptil dengan gigi berbeda," yang termasuk diantara dinosaurus pertama yang menyebar di Bumi.
Sereno menjelaskan, dinosaurus kecil dengan nama Pegomastax africanus atau "rahang tebal dari Afrika" itu merupakan spesies baru dengan paruh pendek menyerupai burung beo, sepasang gigi taring dan gigi tinggi pada rahang atas dan bawah yang berfungsi seperti gunting tajam untuk memotong tumbuhan.
Bagian tengkorak yang bentuknya mirip tengkorak burung dengan panjang kurang dari tiga inchi itu kemungkinan terbentuk karena adaptasi dengan kegiatan memetik buah.
“Sangat jarang pemakan tumbuhan seperti Pegomastax punya gigi taring yang ujungnya tajam seperti vampir," kata Sereno di laman resmi University of Chicago.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa konsumsi daging, atau setidaknya serangga, merupakan bagian dari makanan Heterodontosaurus, yang berkembang hampir bersamaan dengan dinosaurus pemakan tumbuhan terkenal lain seperti Triceratops dan Stegosaurus.
Menurut Sereno, berdasarkan pengujian mikroskopis pada gigi Pegomastax dan kerabatnya tampaknya gigi-gigi taring tersebut kemungkinan berperan dalam pertahanan diri dan persaingan memperebutkan pasangan.
Sementara enamel gigi yang terkelupas menunjukkan bahwa gigi taring Pegomastax dan Heterodontosaurus lain yang bertaring menggunakan gigi taring untuk menjepit atau bahkan menggali, daripada untuk memotong daging.
Saat Pegomastax hidup sekitar 200 juta tahun lalu, benua besar Pangaea baru mulai terpecah menjadi daratan di bagian selatan dan utara.
Menurut hasil studi, Heterodontosaurus tampaknya juga merata terbagi dua karena ada spesies dengan gigi segitiga sederhana sepertu Tianyulong di bagian utara dan spesies dengan mahkota gigi lebih tinggi seperti Pegomastax di bagian selatan.
Kepada Reuters, Sereno mengatakan dia sebenarnya menemukan kerangka dinosaurus bertubuh kecil itu pada 1983, saat melakukan riset di laboratorium University of Harvard, namun tidak segera menulisnya karena sedang mengerjakan proyek yang lebih ambisius.
"Saya bilang, 'Whoa!' Saya sadar itu spesies baru saat pertama kali melihatnya," kata Sereno yang juga melakukan riset untuk memetakan silsilah keluarga dinosaurus.
"Saya menggambarkannya sebagai burung, vampir dan landak," katanya tentang binatang purba seberat kucing rumah dengan tinggi kurang d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar